Bintaro Jaya

Kawasan Exclusive di Selatan Jakarta, Kemudahan Akses dan Lengkapnya Fasilitas "Memberikan Lebih" Dari Yang Anda Bayangkan

Kamis, 01 November 2012

Fengshui Utamakan Keselarasan Dengan Alam




Mempelajari fengsui, secara tidak langsung akan menghayati ekosistem antara manusia dengan lingkungan. Pasalnya, pemahaman fengsui juga menyertakan penjabarkan nilai dari berbagai dampak ekologi/hubungan timbal balik mahluk hidup dengan lingkungan. 

Sayangnya, hal ini jarang dikemukakan secara jelas, sementara orang lebih suka menghubungkan fengsui dengan kemakmuran dan nasib baik. Masalah ini sebenarnya tidak perlu dijabarkan secara berlebihan, karena siapa saja yang mau merawat alam secara baik, mereka akan mendapat berkah yang melimpah dari Bumi Pertiwi.

Sebenarnya fengsui adalah pengetahuan logika, tetapi diungkapkan melalui nafas budaya China purba yang sarat filsafat, seperti perumpamaan simbolis: Naga Hijau, Macan Putih, Sarang Naga, Logam, Api, dan sebagainya. Simbol tersebut digunakan untuk menandai sifat-sifat medan magnet bumi yang tak kasat mata.

Misalnya, Energi Qi (sering ditulis Chi) sering diistilahkan sebagai Nafas Naga/Long, karena Qi berasal dari puncak gunung dan bermuara ke pantai melalui lembah dan aliran sungai. Bila suatu lokasi bersemayamQi dalam kadar yang optimal, diyakini tempat ini akan membawa keberuntungan hidup yang baik (Qi dalam penyelidikan modern, identik dengan ozon yang ada dalam kandungan udara). Puncak gunung disebut sebagai sarang naga, sedangkan lekukan bukit diidentikkan sebagai tubuh naga, dan ozon/udara jernih yang turun dari puncak gunung dijuluki nafas naga/Qi.

Sebuah lokasi akan dijuluki sebagai “Kepala Naga” apabila tempat tersebut berada di kepala bukit, bagian belakangnya berupa gunung yang kokoh. Sementara, bagian depannya berupa lembah/dataran rendah yang subur, di sana ada sungai yang meliuk dengan air yang jernih dan mengalir tenang.

Catatan: Binatang mitologi Long/Liong/Naga, dalam budaya China adalah simbol pemersatu Tiongkok, seperti Garuda lambang negara kita. Longberwatak bijak; sifat dan fisiknya sangat bertolak belakang dengan naga yang dikenal di budaya Barat.

Feng dan Shui Dalam bahasa Mandarin, feng berarti angin atau udara yang bergerak, sementara shui berarti air. Namun, gabungan kata feng dan shui tidak lagi menyentuh harfiah kata dasarnya, melainkan merujuk pada studi tentang pengaturan letak bangunan serta tata ruang dengan subyek manusia sebagai penghuni. Di kemudian hari, pengetahuan ini identik sebagai ilmu “Arsitektur ala China”. 

Simbolis feng/angin dan shui/air pun sangat mendasar, sebab kedua elemen tersebut adalah elemen alam yang hidup (artinya bisa bergerak sendiri tanpa faktor penunjang) yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.

Feng sebagai udara diartikan bahwa rumah yang sehat membutuhkan sirkulasi udara yang baik. Udara yang segar akan mengalir/bergerak melalui jendela, pintu, dan taman/ruang terbuka. Di sini berlaku hukum fisika yang menerangkan bahwa udara akan mengalir dari tempat dingin ke tempat yang lebih hangat (yin/negatif ke yang/positif). Oleh karena itu, cahaya matahari harus bisa masuk ke rumah. 

Sebelum ada alat pendingin, rumah zaman dulu dibangun tidak berhimpitan seperti sekarang. Di kanan-kiri bangunan diberi lorong yang fungsinya tidak hanya untuk lewat, melainkan juga untuk memberi kesejukan yang menyehatkan.

Shui sebagai air sering dilambangkan sebagai energi yang mendatangkan rezeki bagi kehidupan, karena manusia hidup butuh air dan rumah tidak mungkin ditempati kalau tidak memiliki/dekat dengan sumber air. Air yang jernih merupakan sarana menghidupi Qi/energi hidup. Sebaliknya, air yang mampat dan kotor dalam fengsui di sebut Sha Qi/energi pembunuh, sebab air yang tidak bergerak akan rusak dan tidak bermanfaat. 

Feng/angin juga bisa dilambangkan sebagai anasir yang/positif, karena letaknya di permukaan tanah; sementara shui/air dilambangkan sebagai anasir yin/negatif.  Kedua anasir tersebut harus diukur seimbang, agar semuanya menjadi harmonis. Sebab itu, setiap rancangan bangunan yang dihitung dengan fengsui, selalu merujuk pada nilai-nilai keselarasan manusia, bangunan, dan alam lingkungan. 

Apabila salah satu dari ketiga faktor tersebut lebih dominan, maka nilai keselarasan pun akan terganggu dan mengacaukan ekosistem kehidupan. Sebaliknya, bila bangunan dirancang dengan mengedepankan fengsui yang benar, maka akan berdampak menguntungkan penghuni dan melestarikan ekologi.***

Sumber : Tips & Info Property
Gambar : Exclusive

Tidak ada komentar:

Posting Komentar