Bintaro Jaya

Kawasan Exclusive di Selatan Jakarta, Kemudahan Akses dan Lengkapnya Fasilitas "Memberikan Lebih" Dari Yang Anda Bayangkan

Sabtu, 08 September 2012

Sekarang Saatnya Untuk Investasi di Property


Tahun ini sektor properti diperkirakan akan melanjutkan tren positif. Dengan suku bunga rendah, investasi properti akan sangat menguntungkan.

RumahCom - Sektor properti di tahun 2011 menunjukkan pertumbuhan positif. Berdasarkan tren yang tengah berlangsung, diperkirakan pertumbuhan positif tersebut masih akan berlanjut. Demikian penjelasan Anton Sitorus, Head of Research Jones Lang LaSalle – Procon Indonesia.

Faktor penggeraknya, imbuh Anton, adalah pertumbuhan ekonomi, daya beli masyarakat yang meningkat, dan suku bunga yang rendah. Di sisi lain, faktor infrastruktur kota yang kurang baik dan kemacetan yang makin parah juga membuat hunian vertikal di tengah kota—yang dekat dengan tempat beraktivitas—makin diminati. “Faktor-faktor inilah yang akan jadi faktor pendukung pertumbuhan properti tahun ini,” tukas Anton.
Memang ada kekhawatiran laju ekonomi akan melambat, karena krisis ekonomi di Eropa. Namun, menurut Anton, saat ini hal tersebut belum menjadi penghambat berdampak signifikan, baru sekadar rumor saja. Berbeda dengan kondisi ekonomi di Singapura dan Hongkong yang terkait langsung dengan Eropa, hal tersebut akan terdampak besar.

Perusahaan Eropa dan Amerika saat ini mencari alternatif lokasi investasi ketika pertumbuhan ekonomi di wilayah Eropa melambat. Alasannya, tak lain untuk menutupi kerugian dari lambatnya pertumbuhan di wilayah tersebut. Sasarannya tak lain adalah Asia, termasuk Indonesia. Pasalnya, saat krisis paling buruk terjadi di 2008, kondisi ekonomi Indonesia tidak terlalu terdampak. “Dengan kondisi ekonomi saat ini yang tidak seburuk 2008, mudah-mudah tidak terjadi krisis lagi di sini,” ujar Anton.

Masalah inflasi, di lain pihak, perlu diperhitungkan. “Rencana pemerintah menghapus subsidi BBM dan pembatasan premium, bisa memengaruhi pertumbuhan ekonomi. Tetapi hal ini baru sebatas potensi saja,” kata Anton.

Perkantoran Masih Jadi PrimadonaSektor perkantoran telah menunjukkan pertumbuhan yang sangat baik di tahun 2011. Tingkat okupansi perkantoran di CBD Jakarta tahun 2011 mencapai 90%. Anton memerkirakan, tahun ini akan meningkat menjadi 95%. “Hal ini akan membuat pasar perkantoran atraktif bagi owner, karena dengan okupansi yang tinggi, harga sewa bisa dinaikkan dengan mudah,” tukasnya.

Untuk perkantoran, sebanyak 430.000m2 office space terserap di CBD di 2011. “Jika tahun ini bisa lebih dari tahun lalu, akan hebat sekali. Jadi kami perkirakan penyerapannya tidak sebesar tahun lalu, mungkin sekitar 30.000 m2,” tutur Anton. Harga sewa ruang perkantoran grade A naik 35% di 2011, lanjutnya, sementara tahun ini diperkirakan akan naik sebesar 25%.
(Baca: Harga Sewa Kantor Capai Rekor)

Prospek perkantoran, lanjut Anton, masih tetap bagus sampai dua tahun ke depan. “Penyebabnya, saat ini suplai ruang perkantoran sedikit, sementara demand terus bertambah,” katanya. “Pasar office akan melambat di 2014, karena saat itu suplai baru mulai bermunculan, sehingga market akan cooling down.”

Di sektor residensial, pertumbuhan masih terlihat positif. Penjualan kondominium di 2011 belum  terlalu tinggi, meski pertumbuhan cukup besar. Penjualan kondominium di 2011 naik 50% dibanding 2010, sementara di tahun ini pertumbuhan diperkirakan naik 10%-20%.

Daya beli yang makin besar dan tingkat konsumsi masyarakat yang mulai meningkat, membuat sektor ritel berkembang. “Lihat saja, dimana-mana sekarang mal ramai. Kalau ada sales, mal pasti penuh. Itu tanda bahwa daya beli makin baik,” jelas Anton.

Lokasi prospektif untuk properti, menurut Anton, masih ada di tengah kota, seperti CBD, Kebayoran Baru, Kemayoran, atau Grogol. Sementara kawasan di pinggir kota, antara lain Pantai Indah Kapuk, Bintaro, BSD, Cileungsi, dan Cibubur.

Kekhawatiran akan datangnya krisis, di sisi lain, menguntungkan konsumen. Pasalnya, developer akan merasa was-was dan tidak bisa menaikkan harga sembarangan. “Jika kondisi ekonomi tidak ada ancaman krisis, mereka bisa memainkan harga seenaknya. Jadi bagi konsumen kondisi ini menguntungkan,” kata Anton.

Jadi menengok kondisi tersebut, Anton menegaskan sekarang dalah saat yang tepat untuk membeli properti. “Orang yang punya uang banyak, dalam kondisi suku bunga rendah akan mencari alternatif investasi. Investasi yang paling menguntungkan adalah properti. Keuntungannya bisa lebih baik dari bermain saham atau menunggu bunga deposito,” paparnya. “Tahun 2013 harga properti diperkirakan akan naik lagi, tetapi jika membeli properti tahun depan, maka tingkat capital gain-nya tidak akan sebesar jika membeli properti tahun ini.” 

Sumber : Rumah.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar